Thursday, September 27, 2012

Dysdercus cingulatus – Red Cotton Bug – Bapak Pucung

Bapak pucung - Dysdercus cingulatus - Red Cotton Bug - kumbang kawin

Nama umum: Bapak Pucung
Nama Inggris: Red Cotton Bug, Cotton Stainer Bug, Red Cotton Stainer, Red Seed Bug of Malvaceae
Nama ilmiah / nama latin: Dysdercus cingulatus (Fabricius, 1775)
Nama sinonim: Cimex cingulatus Fabricius, 1775 – Dysdercus megalopygus Breddin, 1909 – Lygaeus cingulatus (Fabricius, 1775)

Bapak pucung (Dysdercus cingulatus) atau Red Cotton Bug  merupakan hama, baik serangga muda maupun dewasa, yang menyerang tanaman dari keluarga Malvaceae (kapas, rosela, dan okra) serta keluarga Bombacaceae (kapuk randu).

Badan bapak pucung berwarna merah dengan panjang 11 - 17 mm dan lebar 4,5 mm. Di belakang kepala dan perut ada garis putih dan hitam. Pada sayapnya yang barwarna cokelat terdapat sepasang bercak hitam. Nimfanya berwarna merah cerah dan hidup berkelompok.

Telur bapak pucung biasanya diletakan dibawah tanaman inang atau di tempat yang terlindung pada lubang kecil. Lubang tersebut kemudian ditutup dengan butiran tanah atau serasah. Jumlah telur sekitar 100 yang dibagi dalam 8 kelompok. Untuk perkembangannya, telur perlu kelembaban yang tinggi. Jika keadaan kering, telur akan mati. Telur menetas dalam 5 hari pada suhu 27 derajat Celcius, atau 8 hari pada suhu 23 derajat Celcius.

Nimfa akan mengalami beberapa kali proses pergantian kulit atau ekdisis. Tiap tahapan diantara pergantian kulit itu disebut instar. Nimfa bapak pucung mengalami 5 kali instar. Warna nimfa yang telah dewasa penuh adalah merah dengan bercak hitam pada sayapnya. Panjang nimfa 10-15 mm. Lamanya periode nimfa adalah 21 hari pada suhu 27 derajat celcius, atau 35 hari pada suhu 23 derajat celcius. Masa perkawinan bapak pucung 2-6 hari dan mulai bertelur 3-8 hari kemudian.

Lalat parasit Tachinid merupakan salah satu musuh alami bapak pucung yang menyerang nimfa dari instar kelima dan bapak pucung dewasa. Lalat ini meletakan telurnya pada badan nimfa atau bapak pucung dewasa.

Selain lalat parasit Tachinid, predator dari Reduviidae (genus Phonoctonus) juga merupakan musuh alami bapak pucung. Bentuk dan rupanya hampir meyerupai bapak pucung, hanya saja badannya lebih pendek. Predator ini banyak terdapat di Afrika.

Selain itu, burung dan ayam pun suka memangsa bapak pucung.

 Bapak pucung - Dysdercus cingulatus - Red Cotton Bug - kumbang kawin 2

Klasifikasi ilmiah kumbang Bapak pucung (Dysdercus singulatus)
Kingdom: Animalia Linnaeus, 1758 animals (hewan/binatang/satwa/fauna)
Phylum: Arthropoda Latreille, 1829 arthropods (artropoda-hewan beruas/hewan berbuku-buku)
Class: Insecta Linnaeus, 1758 insects (serangga-artropoda berkaki 6)
Order: Hemiptera Linnaeus, 1758 – bugs (kepik)
Suborder: Heteroptera true bugs (kepik sejati)
Infraorder: Pentatomomorpha Leston, Pendergrast & Southwood, 1954
Superfamily: Pyrrhocoroidea Amyot & Serville, 1843
Family: Pyrrhocoridae Amyot & Serville, 1843 red bugs (kepik merah), stainer
Genus: Dysdercus Guérin-Méneville, 1831
Species: Dysdercus cingulatus (Fabricius, 1775)

Bapak pucung - Dysdercus cingulatus - Red Cotton Bug - kumbang kawin 3

Kadang saat sedang terjadi proses perkawinan sepasang kumbang bapak pucung ini, bisa terjadi gangguan dari kumbang bapak pucung jantan lain yang mencoba untuk mengawini kumbang betina yang sedang kawin. Biasanya setelah mencoba dan tidak berhasil untuk mengawini kumbang betina yang sedang kawin dengan kumbang jantan lain, kumbang jantan pengganggu itu akan pergi dengan sendirinya tanpa mengakibatkan terjadinya perkelahian antara sesama kumbang jantan.

Bapak pucung - Dysdercus cingulatus - Red Cotton Bug - kumbang kawin 4

Foto-foto kumbang Bapak pucung (Dysdercus singulatus) kawin adalah hasil jeprat jepret kamera Canon DIGITAL IXUS 950 IS di halaman samping rumah kakak ipar di desa Prambangan, Gresik, Jawa Timur.

referensi:

*****

Artikel lain mengenai kumbang Bapak Pucung:


Bapak Pucung (Dysdercus cingulatus) Kawin Bertiga
 
   

Posting Terbaru

No comments:

Post a Comment